Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Apa itu Deflasi?

Dalam istilah ekonomi dan keuangan, ada yang disebut sebagai deflasi. Apa itu deflasi?
Yuk di baca
                                                  sumber:pelajaran.co.id


Secara umum, deflasi dapat didefinisikan sebagai penurunan umum harga barang dan jasa yang terjadi saat tingkat inflasi turun di bawah 0%. Terjadinya deflasi secara alami saat jumlah uang yang beredar suatu perekonomian ditetapkan.
Deflasi adalah suatu periode dimana tingkat harga-harga barang dan jasa merosot secara umum. Ini tidak termasuk dalam siklus ekonomi yang normal, dan dampak deflasi terhadap perekonomian tidak sesederhana yang diperkirakan masyarakat awam. Pada awalnya, ekonom memperkirakan deflasi akan cepat bisa diatasi, tetapi pada kenyataannya belum ada satu negara pun yang bisa mengatasi kerusakan akibat deflasi hingga ekonomi kembali berjalan normal. Sebagai contoh Hong Kong yang pernah mengalami periode deflasi pada tahun 2002 dan hingga kini belum bisa memperbaiki dampak akibat deflasi tersebut. Jepang yang mengalami masa deflasi panjang sejak awal tahun 1990, hingga kini masih berusaha memulihkan pertumbuhan ekonominya. Mengapa banyak negara tak suka kalau harga-harga barang dan jasa merosot? Ini karena dampak deflasi amat buruk dan bisa berlangsung dalam waktu sangat lama.


Penjelasan Lanjut tentang Apa itu Deflasi

Akibat dari deflasi menyebabkan biaya nominal modal, barang dan jasa, tenaga kerja menjadi lebih rendah jika jumlah uang beredar tidak menyusut. Sementara itu, deflasi harga seringkali merupakan efek samping dari deflasi moneter yang kondisi ini tidak selalu terjadi.

Selama beberapa dekade ini, deflasi merupakan fenomena yang populer di kalangan ekonom. Salah satu ekonom dunia, Milton Friedman, berpendapat bahwa dibawah kebijakan optimal, yaitu saat bank sentral mencari tingkat deflasi sama dengan tingkat bunga riil di obligasi pemerintah, rate nominal harus nol dan rate harga harus turun terus pada rate riil bunga. Pendapat teori tersebut melahirkan kebijakan moneter aturan Friedman.

Apa Saja Penyebab Deflasi?

Setelah mengetahui tentang apa itu deflasi, maka kita perlu memahami juga faktor-faktor penyebabnya. Secara definitif, terjadinya deflasi moneter hanya bisa disebabkan oleh penurunan pasokan uang atau instrumen keuangan yang bisa ditukar dengan uang. Pada zaman modern, jumlah uang beredar mayoritas dipengaruhi oleh bank sentral, seperti Bank Indonesia.

Periode deflasi secara umum terjadi pasca periode panjang ekspansi moneter buatan. Salah satu contoh kasus periode deflasi terjadi pada awal 1930-an yang dialami oleh negeri Paman Sam, Amerika Serikat.

Terjadinya kasus deflasi tersebut karena jatuhnya jumlah uang yang beredar menyusul terjadinya kegagalan dahsyat bank-bank saat itu. Di negara lain seperti Jepang, telah terjadi deflasi pada zaman modern, yakni pada tahun 1990-an.

Secara umum, penyebab deflasi karena beberapa faktor. Akan tetapi, penyebab umum deflasi karena dua faktor ini, yaitu penurunan permintaan agregat (pergeseran ke kiri di kurva permintaan agregat) dan juga karena peningkatan produktivitas.

Terjadinya penurunan permintaan agregat biasanya akan menghasilkan harga lebih rendah berikutnya. Bergesernya permintaan tersebut termasuk berkurangnya pengeluaran pemerintah, gagalnya pasar saham, keinginan konsumen untuk peningkatan tabungan, dan kebijakan moneter yang ketat (suku bunga lebih tinggi).

Terkait faktor peningkatan produktivitas, perusahaan beroperasi lebih efisien seiring dengan semakin majunya teknologi. Perbaikan operasional ini mengarah pada biaya produksi yang lebih rendah dan penghematan biaya yang ditransfer ke konsumen dalam bentuk harga yang lebih rendah.

Terjadinya deflasi harga karena peningkatan produktivitas sedikit berbeda pada industri tertentu. Sebagai contoh, pertimbangkan tentang peningkatan produktivitas yang memengaruhi sektor teknologi.

Di beberapa dekade terakhir, peningkatan teknologi telah menghasilkan pengurangan signifikan terkait biaya rata-rata per gigabyte data. Perbandingannya, pada tahun 1980-an, biaya rata-rata satu gigabyte data sekitar $437.500 sedangkan pada tahun 2010, biaya rata-rata hanya 3 sen.

Terjadinya pengurangan tersebut juga menyebabkan harga produk manufaktur yang memanfaatkan teknologi tersebut ikut turun.

Semoga bermanfaat