Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

DEVIDEN


Rasio Pembayaran Sasaran (Target Payout Ratio)

Yang dinyatakan sebagai persentase dari laba bersih yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai. Hal ini didasarkan pada preferensi Investor untuk memilih antara dividen atau keuntungan modal, apakah investor lebih menyukai :
Laba dibagikan sebagai dividen tunai atau,
Membiarkan perusahaan melakukan pembelian kembali atau menanamkan kembali dalam bisnis dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang.
Hal ini diperhitungkan :

Po = D1/Ks-g


Kebijakan Dividen Optimal adalah kebijakan dividen yang mencapai suatu keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa yang akan datang and memaksimalkan harga saham perusahaan.

Dalam bagian ini kita lihat 3 teori tentang preferensi investor :
Teori Irelevansi dividen, Merton M dan Franco Modiglian berpendapat bahwa nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasar untuk menghasilkan laba dan resiko bisnisnya. Dengan kata lain bahwa nilai dari sebuah perusahaan akan tergantung hanya pada laba yang diproduksi oleh aktiva-aktivanya, bukan pada bagian laba tersebut akan dibagi menjadi dividend an saldo laba ditahan.
Teori “burung di tangan” (birt in the hand theory), merupakan teori yang menyatakan bahwa nilai sebuah perusahaan akan dapat dimaksimalkan dengan menetapkan rasio pembayaran dividen yang tinggi.
Teori preferensi pajak, apabila dipandang dari sudut pandang pajak, para investor umumnya akan menyukai pembayaran dividen yang rendah ketimbang menerima pembayaran yang tinggi, hal ini dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu :

Keuntungan modal jangka panjang dikenakan tarif pajak 20 %, sedangkan laba dividen dikenakan tarif efektif yang dapat mencapai angka maksimal 38,6%. Para investor yang menerima sebagian besar dividen memilih menahan atau menanamkan kembali labanya dalam bisnis, sehingga pertumbuhan laba mungkin akan mengarah pada kenaikan harga saham, dan akibatnya keuntungan modal dengan pajak rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya tinggi.
Pajak atas keuntungan tidak akan dibayarkan sampai saham tersebut dijual. Seorang ahli waris tidak dikenakan pajak atas keuntungan modal
Karena keunggulan tersebut para investor umumnya menyukai perusahaan menahan sebagian besar laba mereka.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen


Posisi Likuiditas Perusahaan, karena dividen merupakan “cash outflow” maka makin kuatnya posisi likuiditas perusahaan, berarti makin besar kemampuan untuk membayar dividen.Dengan sendirinya likuiditas perusahaan ditentukan oleh keputusan-keputusan dibidang investasi dan cara pemenuhan kebutuhan dananya. Maka dapat dikatakan bahwa makin kuat posisi likuiditas perusahaan terhadap prospek kebutuhan dana di masa depan, makin tinggi “dividen payout ratio”nya.
Kebutuhan Dana Untuk Membayar Utang, apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya akan diambil dari laba ditahan. Berarti perusahaan memperkecil pembayaran dividen.dengan kata lain perusahaan menetapkan dividen payout ratio yang rendah.

Tingkat Pertumbuhan Perusahaan, makin cepat pertumbuhan perusahaan berarti makin tinggi pula dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Pada situasi ini biasanya perusahaan lebih suka menahan earning’nya daripada dibayarkan sebagai dividen, hal ini berarti makin rendah “dividen payout ratio” nya. Apabila perusahaan telah dapat memenuhi kebutuhannya dari sumber dana pasar modal atau yang lainnya maka perusahaan dapat menetapkan “dividend payout ratio yang tinggi”.
Pengawasan Terhadap Perusahaan, mempercayakan pada pembelanjaan intern dalam rangka usaha mempertahankan kontrol terhadap perusahaan, hal ini berarti mengurangi “dividend payout ratio” nya.

Macam-macam Kebijakan Dividen

  • Kebijakan dividen Stabil
  • Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu
  • Kebijakan dividen dengan penetapan dividen payout ratio yang konstan
  • Kebijakan dividen fleksibel


Model Dividen Residu

Model dimana dividen yang dibayarkan akan ditentukan sama dengan laba bersih dikurangi jumlah saldo aba ditahan yang dibutuhkan untuk mendanai anggaran modal perusahaan yang optimal.
Menurut model ini perusahaan akan mengikuti 4 langkah dalam menentukan sasaran rasio pembayarannya yaitu:
Menentukan anggaran modal yang optimal
Menentukan jumlah ekuitas yang dibutuhkan untuk memenuhi anggaran tersebut
Laba ditahan digunakan unyuk memenuhi kebutuhan ekuitas
Dividen dibayarkan jika laba yang tersedia lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk mendukung anggaran modal yang optimal.
Jika perusahaan menikuti kebijakan dividen residu maka dinyatakan sbb :

Dividen = Laba bersih - saldo laba ditahan untuk mendanai investasi – investasi baru
= Laba bersih – [(Rasio ekuitas sasaran) (total anggaran modal)]

Jika perusahaan mengikuti model residu maka hendaknya :
Mengestimasikan laba dan peluang investasi perusahaan, secara rata-rata, untuk periode sekitar lima tahun ke depan
Menggunakan ramalan informasi untuk menghitung rasio pembayaran model residu dan jumlah dolar dividen selama periode perencanaan
Menentukan suatu rasio pembayaran sasaran berdasarkan data yang telah diproyeksikan

Prosedur pembayaran

Tanggal Deklarasi, tanggal dimana para direksi perusahaan mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengumumkan pembayaran dividen.
Tanggal Pemegang Saham Tercatat, jika daftar yang dimiliki perusahaan menyatakan pemegang saham sebagai seorang pemilik pada tanggal hari ini. Maka pemegang saham tersebut akan menerima dividen.
Tanggal Eks Dividen, tanggal dimana hak atas dividen saat ini tidak lagi menyertai sebuah saham, biasanya 2 hari kerja sebelum tanggal pemegang saham tercatat.
Tanggal Pembayaran, tanggal dimana sebuah perusahaan benar-benar mengirimkan cek pembayaran dividennya.

Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
a. Batasan
Pembatasan saham preferen
Aturan penurunan nilai modal
Ketersediaan kas
Sanksi pajak atas akumulasi laba secara tidak benar

b. Peluang Investasi
Jumlah peluang investasi yang menguntungkan
Kemungkinan untuk mempercepat atau menunda proyek

c. Sumber Modal Alternatif
Biaya penjualan saham baru
Kemampuan untuk menggantikan utang dengan ekuitas
Pengendalian

d. Pengaruh Kebijakan Dividen pada Ks
Keinginan Para Pemegang saham akan laba saat ini vs laba masa depan
Penerimaan setiap resiko dividen vs keuntungan modal
Keunggulan pajak dari keuntungan modal atas dividen
Kandungan informasi dari dividen (pensinyalan)

Dividen dan Pemecahan Saham

Pemecahan saham
Tindakan yang diambil oleh sebuah perusahaan untuk meningkatkan jumlah lembar saham beredar.
Deviden Saham
Deviden yang dibayarkan dalam bentuk penambahan saham dan bukan uang tunai

Pengaruh Pada harga Saham
Harga saham akan naik
Kenaikan harga saham perusahaan akibat sinyal-sinyal prospek laba dan dividen
Harga saham akan jatuh jika tidak diumumkan adanya kenaikan laba dan dividen

Pembelian SahamKembali (Stock Repurchases)
Alternatif dari pembayaran dividen kas, perusahaan dapat melakukan pembelian saham kembali. Pembelian saham perusahaan yang beredar tersebut bisa dilakukan melalui pasar sekunder Bursa Efek. Saham yang dibeli tersebut masuk dalam rekening treasury stock. Secara teoritis, nilai perusahaan sebelum dan sesudah pembelian saham kembali akan sama.

Keuntungan Pembelian Saham Kembali
Pembelian saham kembali bisa menghemat pajak.
Pengumuman pembelian kembali bisa dianggap sebagai signal positif oleh investor, kerana pembelian saham kembali seringkali didorong oleh motivasi manajer yang mengganggap bahwa harga saham undervalued (lebih rendah dari yang seharusnya).
Pembayaran dividen biasanya dilakukan dengan pola stabil.
Pemegang saham mempunyai pilihan dengan pembelian saham kembali. Apabila membutuhkan kas, mereka bisa menjual saham yang mereka peroleh. Sebaliknya, jika tidak membutuhkan kas, atau menghindari pajak, mereka bisa menginvestasikan kembali kedalam saham perusahaan.
Dalam beberapa situasi tertentu, pembelian saham kembali dilakukan secara selektif

Kerugian Pembelian Saham Kembali
Pemegang saham bisa mempunyai preferensi yang berbeda antara dividen kas dan pembelian saham kembali (keuntungan diperoleh dari capital gain). Dividen kas cenderung lebih bisa ‘diandalkan’ karena memberi pendapatan yang jelas (kas yang diterima), dan relatif stabil.
Perusahaan barangkali membayar harga pembelian kembali terlalu tinggi, sehingga merugikan pemegang saham saat ini (yang tetap memegang saham).
Pemegang saham yang menjual sahamnya barangkali tidak mengetahui persis implikasi dan efek dari program pembelian saham kembali. Apabila ternyata merasa dirugikan, mereka dapat menuntut perusahaan.

Dividen Saham dan Stock Split
Penyesuaian Akuntansi Dividen Saham dan Stock Split (Pemecahan Saham)
Konsekuensi dari dividen saham dan stock split adalah bertambahnya jumlah saham yang beredar. Tetapi, karena tidak ada nilai tambah (secara ekonomis), maka harga saham per-lembar menjadi lebih kecil. Total efek dari dividen saham dan stock split tidak ada, dengan kata lain, nilai total perusahaan (saham) akan sama.

Alasan Dilakukannya Dividen Saham dan Stock
Perusahaan ingin menahan kas, tetapi juga ingin membayar dividen. Resolusinya adalah dengan membayar stock dividen atau stock splits.
Perusahaan ingin memperoleh trading range yang dianggap ideal.
Perusahaan ingin memberi signal ke pasar. Penemuan empiris menunjukkan bahwa harga akan bereaksi positif pada saat stock split diumumkan.

Reverse Split
Reverse split merupakan kebalikan dari stock spit (pemecahan saham). Dalam reverse split, beberapa lembar saham disatukan menjadi satu saham.

Dalam dunia nyata, reverse split dilakukan karena beberapa alasan. Pertama, saham yang nilainya terlalu kecil sering dianggap sebagai saham yang tidak baik atau tidak ‘terhormat’. Investor menganggap perusahaan tersebut mempunyai prospek yang kurang baik, dan cenderung menilai rendah (underestimate). Untuk itu harga sahamdinaikkan agar mendekati range yang ideal. Kedua, jika harga saham meningkat, biaya transaksi diharapkan menjadi semakin kecil (kebalikan dari penemuan empiris efek stock split). Biaya transaksi yang lebih kecil diharapkan mendorong likuiditas saham.